Monday, December 24, 2012

PENCEMARAN AMONIAK OLEH FESES TERNAK KE UDARA


PENDAHULUAN
Latar Belakang
Limbah ternak masih mengandung nutrisi atau zat padat yang potensial untuk mendorong kehidupan jasad renik yang dapat menimbulkan pencemaran. Suatu studi mengenai pencemaran air oleh limbah peternakan melaporkan bahwa total sapi dengan berat badannya 5.000 kg selama satu hari, produksi manurenya dapat mencemari 9.084 x 10 7 m3air. Selain melalui air, limbah peternakan sering mencemari lingkungan secara biologis yaitu sebagai media untuk berkembang biaknya lalat. Kandungan air manure antara 27-86 % merupakan media yang paling baik untuk pertumbuhan dan perkembangan larva lalat, sementara kandungan air manure 65-85 % merupakan media yang optimal untuk bertelur lalat.
Kehadiran limbah ternak dalam keadaan keringpun dapat menimbulkan pencemaran yaitu dengan menimbulkan debu. Pencemaran udara di lingkungan penggemukan sapi yang paling hebat ialah sekitar pukul 18.00, kandungan debu pada saat tersebut lebih dari 6000 mg/m3, jadi sudah melewati ambang batas yang dapat ditolelir untuk kesegaran udara di lingkungan (3000 mg/m3)
Salah satu akibat dari pencemaran air oleh limbah ternak ruminansia ialah meningkatnya kadar nitrogen. Senyawa nitrogen sebagai polutan mempunyai efek polusi yang spesifik, dimana kehadirannya dapat menimbulkan konsekuensi penurunan kualitas perairan sebagai akibat terjadinya proses eutrofikasi, penurunan konsentrasi oksigen terlarut sebagai hasil proses nitrifikasi yang terjadi di dalam air yang dapat mengakibatkan terganggunya kehidupan biota air 
Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk menelaah lebih jauh tentang pencemaran yang diakibatkan oleh limbah usaha peternakan serta upaya penanganan yang dapat dilakukan untuk mengatasinya.


Pembahasan
Dampak dari usaha peternakan ayam terhadap lingkungan sekitar terutama adalah berupa bau yang dikeluarkan selama proses dekomposisi kotoran ayam. Bau tersebut berasal dari kandungan gas amonia yang tinggi dan gas hidrogen sulfida, (H2S), dimetil sulfida, karbon disulfida, dan merkaptan. Senyawa yang menimbulkan bau ini dapat mudah terbentuk dalam kondisi anaerob seperti tumpukan kotoran yang masih basah. Senyawa tersebut tercium dengan mudah walau dalam konsentrasi yang sangat kecil. Untuk H2S,  kadar 0,47 mg/l atau dalam konsentrasi part per million (ppm) di udara merupakan batas konsentrasi yang masih dapat tercium bau busuk. Untuk amonia, kadar rendah yang dapat terdeteksi baunya adalah 5 ppm. Akan tetapi, kepekaan seseorang terhadap bau ini sangat tidak mutlak, terlebih lagi bau yang disebabkan oleh campuran gas. Pada konsentrasi amonia yang lebih tinggi di udara dapat menyebabkan iritasi mata dan gangguan saluran pernapasan pada manusia dan hewan itu sendiri (charles dan hariono, 1991).
Bau kotoran ayam selain berdampak negatif terhadap kesehatan manusia yang tinggal di lingkungan sekitar peternakan, juga berdampak negatif terhadap ternak dan menyebabkan produktifitas ternak menurun. Pengelolaan lingkungan peternakan yang kurang baik dapat menyebabkan kerugian ekonomi bagi peternak itu sendiri, karena gas‑gas tersebut dapat menyebabkan produktifitas ayam menurun, sedangkan biaya kesehatan semakin meningkat, yang menyebabkan keuntungan peternak menipis.
.               Polusi udara (bau) sangat mengganggu masyarakat yang ada di sekitar kandang peternakan ayam. Hal ini dikarenakan kurangnya manajemen dalam pengelolaan limbah dan lalu lintas ayam pasca panen. Sehingga sangat meresahkan warga karena limbah peternakan ayam tersebut menimbulkan bau yang tidak sedap (Anonim, 2010).
Kegunaan amonia bagi manusia cukup beragam. Di antaranya adalah sebagai berikut:
1.      Untuk pembuatan pupuk, terutama urea dan ZA (Zwavelzur amonium = amonium sulfat)
2 NH3(g) + CO2(g)                 CO(NH2)2(aq) + panas
2 NH3(g) + H2SO4                 (NH4)2SO4(aq)
2.      Untuk membuat senyawa nitrogen yang lain, seperti asam nitrat, amonium klorida, amonium nitrat.
·      4 NH3(g) + 5 O2(g)               4 NO(g) + 6 H2O(g)
·      NH3(g) + HCl(aq)               NH4Cl(aq)
·      NH3(g) + HNO3(aq)            NH4NO3(aq)
3.      Untuk membuat hidrazin.
2 NH3(g) +     NaOCl(aq)              N2H4(l) + NaCl(s) + H2O(l)
Hidrazin merupakan salah satu senyawa nitrogen yang digunakan sebagai bahan bakar roket.
4.      Dalam pabrik es, amonia cair digunakan sebagai pendingin (refrigerant) karena amonia cair mudah menguap dan akan menyerap panas sehingga menimbulkan efek pembekuan
(J. Goenawan 153-154).

Kesimpulan

Dalam keseluruhan makalah ini maka dapat di simpulkan bahwa:

·         Usaha peternakan ayam akhir akhir ini mulai sering dituding sebagai usaha yang ikut mencemari lingkungan. Oleh karena itu, agar petemakan ayam tersebut merupakan suatu usaha yang berwawasan lingkungan dan efisien, maka tatalaksana pemeliharaan, perkandangan, dan penanganan limbahnya harus selalu diperhatikan
·         Pengaruh amonia dan gas metan besar sekali pada ternak meski hal ini dianggap sepele selama ini oleh para peternak. Kami meneliti bahwa amonia dan gas metan menyebabkan iritasi pada saluran pernapasan ternak. Selain itu udara di lingkungan kandang akan terkurangi kadar oksigennya.
·         Amonia adalah gas yang tidak berwarna dan baunya sangat merangsang sehingga gas ini mudah dikenal melalui baunya.
·          Amoniak  Sangat mudah larut dalam air, yaitu pada keadaan standar, 1 liter air terlarut 1180 liter amonia.
·           Merupakan gas yang  mudah mencair, amonia cair membeku pada suhu -780C dan mendidih pada suhu -330 C

Daftar Pustaka

Anonim. 2011. Warga Kembali Keluhkan Limbah Rumah Potong Hewan (RPH) 
Charles dan Hariono, 1991. Kebijakan Pemerintah dalam Industri Peternakan dan Penanganan Limbah Peternakan. Direktorat Jenderal Peternakan, Departemen Pertanian. Jakarta.
Goenawan J. 1999. Kimia SMA 1B. PT Gramedia Widiasarana Indonesia, Jakarta.




No comments:

Post a Comment