PENDAHULUAN
Latar Belakang
Reproduksi
merupakan proses penting bagi semua bentuk kehidupan. Tanpa melakukan
reproduksi, tak satu spesies pun didunia ini yang mampu hidup lestari, begitu
pula dengan hewan ternak baik betina maupun jantan. (Anonymous.2009 ).
Reproduksi hewan jantan adalah suatu proses yang kompleks yang melibatkan
seluruh tubuh hewan itu. Sistem reproduksi akan berfungsi bila makhluk hidup
khususnya hewan ternak dalam hal ini sudah memasuki sexual maturity atau dewasa
kelamin. Setelah mengalami dewasa kelamin, alat-alat reproduksinya akan mulai
berkembang dan proses reproduksi dapat berlangsung baik ternak jantan maupun
betina.
Sapi betina tidak hanya memproduksi
sel kelamin yang sangat penting untuk mengawali kehidupan turunannya yang baru,
tetapi ia menyediakan pula tempat beserta lingkungan untuk perkembangan
individu baru itu, dimulai dari waktu pembuahan ovum dan memeliharanya selama
awal kehidupanya. Tugas ini dilaksanakan oleh alat reproduksi primer dan
sekunder. Alat reproduksi primer, yaitu ovaria memproduksi ovum dan hormon
betina. Organ reproduksi sekunder terdiri dari tuba fallopi, uterus, cerviks,
vagina dan vulva. Fungsi alat-alat ini adalah menerima dan mempersatukan sel
kelamin jantan dan betina, memelihara dan melahirkan individu baru.
Tujuan
1.
Mengamati
organ kelamin ternak sapi jantan dan betina
2.
Mengetahui
cirri-ciri ternak birahi
3.
Mengetahu
fungsi organ reproduksi luar ternak jantan dan betina
DASAR
TEORI
Vulva merupakan alat kelamin betina bagian luar termasuk clitoris dan
vestibulum. Bagian ini memiliki syaraf perasa, yang memegang peranan penting pada waktu kopulasi.
Kira-kira 7-10 cm masuk ke dalam dari lubang luar dan pada
lantai dinding ventral vestibulum terdapat celah sepanjang 2 cm. Celah ini
merupakan pintu masuk kedalam kantung buntu seburetrha (devertikulum suburethralis) dan juga merupakan sebagai orificium
urethralis. Saluran urethra masuk ke dalam vestibulum sedikit di depan saluran
buntu suburethra tadai pada dinding depan dan dapat merupakan sebagian dari saluran
buntu tadi. Saluran buntu sendiri panjangnya 3 – 4 cm. saluran urethra berjalan
ke depan, tepat di bawah vagina, ke kantung air seni (Salisbury,1986).
Testes sebagai organ kelamin
primer mempunyai dua fungsi yaitu 1) mengahasilkan spermatozoa atau sel-sel
kelamin jantan, dan 2) mensekresikan hormon kelamin jantan, testosteron.
Spermatozoa dihasilkan dalam tubuli seminiferi atas pengaruh FSH (Follicle
Stimulating Hormone), sedangkan testosteron diproduksi oleh sel-sel intertitial
dari Leydig atas pengaruh ICSH (Intertitial Cell Stimulating Hormone)
(Toelihere, 1979).
Struktur-struktur testis meliputi; a) Tunika albuginea, merupakan pembungkus langsung testis. Licin karena banyak mengandung pembuluh syaraf dan darah. b) Septum testis; c) Tubulus seminiferus, merupakan tabung (saluran) kecil panjang berkelok-kelok dan merupakan isi dari Lobulus; d) Rete testis, merupakan saluran penghubung antara epididimis dengan Lobulus; e) Ductus efferentis; f) Caput Epididimis, membentuk suatu tonjolan dasar dan agak berbentuk mangkuk yang dimulai pada ujung proximal testis. g) Corpus Epididimis, bagian bawah terentang ke bawah, sejajar dengan jalannya vasdeferens, menjalar terus hampir melewati testes, dibagian bawah teats epididimis membelok ke atas; h) Cauda epididimis, merupakan bagian epididimis yang terletak pada bagian bawah testis yang membelok ke atas. i) Vasdeferens, terentang dari ekor epididimis sampai urethra (Toelihere 1979, Marawali 2001).
Vagina merupakan perpanjangan dari cervix
sampai ketempat sambungan uretra dengan saluran alat kelamin adalah bagian yang
berdinding tipis. Vagina merupakan bagian dari organ repoduksi merupakan organ
kopulasi pertemuan antara organ reproduksi jantan dan betina. Sel epitel berada
dinding vagina yang berada dekat Serviks terdiri dari lapisan jajaran sel sel
penghasil lendir dan sel epitel tipis (Partohardjo, 1980).
Vagina adalah bagian saluran peranakan yang terletak di dalam pelvis di
antara uterus (arah kranial) dan vulva (kaudal). Vagina juga berperan sebagai selaput yang menerima
penis hewan jantan pada saat kopulasi. Membran mukosa dari vagina adalah epitel
squamosa berstrata yang tak berkelenjar. Pada bagian vagina sapi tersebut
permukaannya tidak mengalami kornifikasi, kemungkinan karena rendahnya tingkat
sirkulasi estrogen (Frandson, 1986).
Vagina terletak horisontal di ruang pelvis, dimulai dari cervix uteri
sampai vulva. Berbentuk tubulus sepanjang 15-20cm, dengan diameter 10-12 cm
apabila diregang. Di bagian cranial dari vagina terdapat fornix vaginae yang
merupakan kantong yang dibentuk oleh portio vaginalis uteri. Di bagian caudal
vagina berhubungan dengan vulva. Vagina sapi lebih panjang daripada kuda, juga
dindingnya lebih tebal. Panjangnya 20-35 cm. Di dinding ventral, diantara
tunika muscularis dan selaput lendir terdapat 2 buah saluran Gartner yang
bermuara di posterior orificium urethrae externum. Saluran Gartner adalah sisa
embrional dari duktus Wolfii (Aswin, 2009).
Cara
Kerja
Alat:
·
Meteran
·
Tali pengikat ternak
Bahan:
·
Sapi jantan
·
Sapi betina
PEMBAHASAN
Alat
Reproduksi jantan bagian luar
Gambar.skortum dan testes bagian luar
Testis Adalah organ reproduksi primer pada ternak jantan,
karena berfungsi menghasilkan gamet jantan (spermatozoa) daun hormone kelamin
jantan (androgens). Testes berlokasi di dekat ginjal turun melalui canalis
inguinalis masuk ke dalam scrotum. Turunnya testes terjadi akibat memendeknya
gubernaculum, sebuah ligamentum yang memanjang dari daerah inguinalis kemudian
bertaut pada cauda epididymis. Pemendekan gubernaculum terjadi karena
pertumbuhan gubernaculum tidak secepat pertumbuhan tubuh. Testes terletak dekat
dengan daerah inguinalis dan tekanan intra-abdominal membantu testes melalui
canalis inguinalis masuk scrotum. Hormone yang terlibat dalam pengaturan
turunnya testes adalah gonadotropins dan androgen. Testis pada sapi mempunyai
panjang berkisar 10-13 cm, lebar berkisar 5-6,5 cm dan beratnya 300-400 gr.
Babi mempunyai ukuran testes serupa pada sapi, tetapi domba dan kuda ukuran
testisnya lebih kecil. Pada semua ternak, testis ditutupi oleh tunica
vaginalis, sebuah jaringan serous yang merupakan perluasan dari peritoneum.
Lapisan ini diperoleh ketika testis turun masuk ke dalam scrotum dari tempat
asalnya dalam ruang abdominal yang melekat sepanjang garis epididymis. Lapisan
luar dari testis adalah tunica albuginea testis, merupakan membrane jaringan
ikat elastis berwarna putih. Pembuluh darah dalam jumlah besar dijumpai tepat
di bawah permukaan lapisan ini. Lapisan fungsional dari testis, yaitu
parenchyma terletak di bawah lapisan tunica albuginea. Parenchyma ini berwarna
kekuningan, terbagi-bagi oleh septa yang tidak sempurna menjadi segmen-segmen.
Parenchyma mempunyai pipa-pipa kecil didalamnya yang disebut tubulus seminiferous
(tunggal), tubuli seminiferi (jamak). Tubuli seminiferi berasal dari primary
sex cord yang berisi sel-sel benih (germ cells), spermatogonia, dan sel-sel
pemberi makan, yaitu sel sertoli. Sel sertoli berukuran lebih besar dengan
jumlah lebih sedikit daripada spermatogonia. Hormone gonadotropin asala
kelenjar pituitary, follicle stimulating hormone (FSH) memacu sel-sel sertoli
menghasilkan androgen binding protein (ABP) dan inhibin. Panjang tubuli
seminiferi dari sepasang testes sapi, diperkirakan spanjang 5 km, sedangkan
diameternya hamper 200. berat tubuli seminiferi diperkirakan 80-90% dari berat
testes. Tubuli seminiferi bersambungan dengan sebuah tenunan tubulus, yaitu
rete testes yang berhubungan dengan 12-15 saluran kecil, yaitu vasa efferentia
yang menyatu pada caput epididymis.
Hormone testosterone diperlukan untuk perkembangan tanda-tanda kelamin sekunder
dan untuk tingkah laku perkawinan secara normal. Testosterone juga berfungsi
untuk mengontrol aktivitas kelenjar-kelenjar tambahan (accessory glands),
produksi spermatozoa, dan pemeliharaan system saluran reproduksi jantan.
Sedangkan perannya dalam diri ternak sendiri adalah membantu mempertahankan
kondisi optimum pada spermatogenesis, transportasi spermatozoa dan deposisi
spermatozoa ke dalam saluran reproduksi betina.
Penis dan Praeputium
Gambar penis dan praeputium
Penis mempunyai 2 fungsi yaitu menyemprotkan semen ke dalam alat reproduksi
betina dan untuk saluran perkemihan. Berbeda dengan jenis hewan lain penis
ruminansia mempunyai bagian yang berbentuk huruf S disebut Flexura Zygmoidea
pada saat tidak ereksi dan dilengkapi dengan otot retraktor penis untuk
meluruskannya sewaktu ereksi.
Preputium berasal dari kulit yang berfungsi melindungi penis dari pengaruh
luar dan kekeringan.Penis Merupakan organ kopulasi pada
ternak jantan, membentang dari titik urethra keluar dari ruang pelvis di bagian
dorsal sampai dengan pada orificium urethra eksternal pada ujung bebas dari
penis. Pada sapi, domba, kambing, dan babi penis mempunyai bagian yang
berbentuk seperti huruf “S” (sigmoid flexure) sehingga penis dapat ditarik dan
berada total dalam tubuh. Keempat jenis ternak tersebut dan kuda mempunyai
musculus retractor penis, yaitu sepasang otot daging licin, jika releks
memberikan kesempatan penis untuk memanjang dan jika kontraksi dapat menarik
penis ke dalam tubuh kembali.
Pada kuda glans penisnya tipe vascular, mengandung lebih banyak jaringan
erectile dibandingkan dengan glans penis pada domba, kambing, sapid an babi.
Jaringan erectile adalah jaringan cavernous (sponge) terletak dalam dua daerah
penis, yaitu pada corpus spongiosum penis yang merupakan jaringan cavernouse
yang terletak di sekitar urethra, ditutupi oleh musculus bulbospongiosum pada
pangkal penis. Kemudian pada corpus cavernosum penis, merupakan sebuah daerah
jaringan cavernouse yang lebih besar, terletak di bagian dorsal dari corpus
spongiosum penis. Pada mulanya kedua cavernouse tersebut berasal dari musculus
ischlocavernouse. Kedua musculus bulbospongiosum dan musculus ischlocavernous
adalah otot daging seran lintang yang merupakan musculus skeletal bukan otot
daging licin sebagaimana halnya dengan otot-otot daging licin yang pada umumnya
ada pada saluran reproduksi ternak jantan maupun betina. Pada saat ereksi penis
dari type fibroelastic, diameternya tidak banyak berbeda dengan pada saat
releks, tetapi pada penis type vascular, diameternya menjadi lebih besar
dibandingkan ketika tidak ereksi.
Menurut tipenya penis dibagi menjadi
dua macam yaitu:
1.
Tipe muskulokavernosus yang terdapat
pada golongan anjing, kuda, primata dan sebagainya.
2.
Tipe fibroelastis terdapat pada sapi
,domba, kambing,babi,rusa, dan kerbau.
Penis mempunyai fungsi sebagai alat
kopulasi dan jalan keluar air mani pada waktu ejakulasi dan mendeposisikan air
mani pada alat kelamin betina. Permukaan penis terutama kepala penis (glans penis
) sangat kaya dengan syaraf. Oleh karena itu, bagian ini sangat peka terhadap
segala rangsangan ,serperti panas, dingin atau sakit.hal ini penting untuk
diperhatikan terutama pada waktu pengambilan air mani seekor pejantan dengan
memakai vagina buatan. Perlakuan yang kasar dan suhu yang panas atau dingin,
demikian pula permukaan yang terlalu kasar dari vagina buatan dapat
mengakibatkan terganggunya proses ejakulasi , sehingga air mani yang dihasilkan
sangat berkurang. Oleh karena itu, suhu yang tepat dan permukaan vagina yang
licin harus diperhatikan dari pengambilan air mani dengan memakai vagina
buatan.penis mempunyai persediaan daraah yang besar dan permukaan yang lunak
karena itu penis mudah sekal;i terluka dan pendarahan bisa cepat terjadi.
Organ Reproduksi
Betina Bagian Luar
Gambar.Vulva
Vulva berdasarkan praktikum yang
dilaksanakan, diperoleh bahwa vulva merupakan alat kelamin betina bagian luar
yang berada tepat dibawah anus, yang berfungsi sebagai bagian untuk mendeteksi
birahi, tempat masuknya penis serta jalan keluarnya foetus. Vulva
memiliki bibir yang disebut labia mayor dan minor. Hal ini sesuai dengan
pendapat Marawali dkk. (2010), bahwa vulva merupakan alat kelamin betina
bagian luar. Lubang luar alat reproduksi sapi betina berada tepat dibawah anus.
Panjang 12 cm dan mempunyai sudut lebar berbentuk bulat disebelah dorsal dan
sudut sempit di sebelah ventral. Pada perkawinan secara alamiah penis masuk ke
dalam alat reproduksi betina melewati vulva, dan pada waktu melahirkan anak sapi
melewatinya.
Dari praktikum yang dilakukan, maka
dapat diketahui bahwa clitoris juga bagian organ kelamin luar pada betina yang
masih menjadi bagian dari vulva yang mirip dengan penis pada jantan. Dimana
letaknya tersembunyi di dalam jaringan vulva dan arcus ischiadicum. Hal ini
sesuai dengan pendapat Marawali dkk. (2010), bahwa tepat disebelah dalam di
tempat pertemuan bawah bibir vulva terdapat tenunan erectile yang disebut
klitoris. Hanya bagian ujung klitoris yang tampak, tetapi kira-kira keseluruhan
panjang clitoris kira-kira 10 cm. Klitoris mempunyai persamaan dengan penis
hewan jantan yaitu sebagai peransang.
Ciri-
ciri ternak birahi
Tanda - tanda birahi pada sapi betina adalah :
·
Ternak
gelisah
·
sering
berteriak
·
suka menaiki dan dinaiki sesamanya
·
vulva : bengkak, berwarna merah, bila diraba
terasa hangat (3 A dalam bahasa Jawa: abang, abuh, anget, atau 3 Bdalam bahasa
Sunda: Beureum, Bareuh, Baseuh)
·
Dari vulva keluar lendir yang bening dan tidak
berwarna
·
nafsu makan berkurangGejala
Gejala birahi ini memang harus diperhatikan
minimal 2 kali sehari oleh pemilik ternak.Jika tanda-tanda birahi sudah muncul
maka pemilik ternak tersebut tidak boleh menunda laporan kepada petugas
inseminator agar sapinya masih dapat memperoleh pelayanan Inseminasi Buatan
(IB) tepat pada waktunya. Sapi dara umumnya lebih menunjukkan gejala yang jelas
dibandingkan dengan sapi yang telah beranak.
KESIMPULAN
Testes pada hewan jantan berebentuk
lonjong dan berwarna putih pucat sampai kekuningan. Untuk sapi Bali yang normal
panjang dan diameter testesnya mencapai 10 cm, sedangkan ukuran testes pada
sapi Brahman normal lebih besar dimana panjangnya 14 cm dan berdiameter 18 cm.
Testes berfungsi sebagai penghasil sperma dan hormon kelamin jantan
(testosterone)
Vulva
berfungsi sebagai tempat untuk mendeteksi birahi, dan tempat keluarnya fetus.
Klitoris
berfungsi sebagai tempat untuk merangsang ternak betina pada saat ingin birahi.
Preputium merupakan kulit tipis atau
kalup yang merupakan kelanjutan dari kulit abdomen berfungsi untuk yang
membungkus atau menutup ujung penis.
Kelenjar Cowpers berfungsi untuk
menghasilkan cairan yang akan membersihkan ureter dari sisa-sisa sekresi kedua
kelenjar pelengkap yang lainnya serta dari sisa-sisa urine, Kelenjar cowpers
berbentuk lonjong dan berwarna kemerah-merahan. Kelenjar ini pada sapi Bali
normal panjangnya 1,5 dan berdiameter 1 cm, pada sapi Brahman
abnormal panjangnya mencapai 7,5 dan diameter 4,5 cm.
DAFTAR
PUSTAKA
Frandson R.D.
1993. Anatomy and Physiology of Farm Animals 6th ed. Lippincott Williams &
Wilkins: Philadelphia.
Marawali, A.
2001. Dasar-Dasar Ilmu reproduksi Ternak. Departemen Pendidikan Nasional Dirjen
Pendidikan Tinggi Badan Kerjasama Pergiruan Tinggi Negeri Indonesia Timur,
Kupang.
Nuryadi.
2000. Dasar-dasar Reproduksi Ternak. Malang: Universitas Brawijaya
Sukiya. 2001.
Biologi Vertebrata. Yogyakarta: FMIPA UNY.
Dellmann
Dieter .H, & Brown E.M. 1992.BUKU TEKS HISTOLOGI VETERINER.Jakarta. UI
Press.
Toelihere,
Mozes R. 1979. Fisiologi Reproduksi pada ternak. Angkasa; Bandung
Salisbury,
G.M. 1985. Fisiologi Reproduksi dan Inseminasi Buatan pada Sapi. Gadjah Mada
University Press. Yogyakarta.
No comments:
Post a Comment